THE SHINEE WORLD

Kamis, 27 Juni 2013

OPPA SARANGHAE


Aku adalah Cika Larasati salah satu mahasiswa semester awal jurusan informatika di salah satu Universitas negeri di bandung. Walaupun masih mahasiswa baru, tapi aku sudah cukup popular di kampus gara-gara kecintaanku terhadap artis-artis korea. Kegilaanku terhadap K-pop sudah tak terbendung lagi, untuk nyari pacarpun aku maunya yang mirip artis korea. Itulah sebabnya , hingga kini aku belum pernah pacaran karena kemauanku tersebut. 



            Teman-temanku udah geleng-geleng dengan gayaku yang seperti ini. Aku rela gak makan seharian di kampus, demi mendapatkan kaset ataupun pernak-pernik dari salah satu idola Hallyu tersebut. Targetku kali ini adalah buku perjalanan dari 3 personel SHINee di Barcelona. Selain ketertarikanku dengan Kpop, aku juga tertarik dalam bidang photography. Walaupun bukan kamera professional amat, yang penting aku bisa menyalurkan bakatku dalam dunia photography.


^^^


Suatu pagi di kampus…………


“ Lagi pada ngetawain apasih?” tanyaku di kerumunan teman-teman kelasku yang lagi sibuk ketawa-ketiwi.


“ Eh dah datang Cik, tumben cepet!” celetuk Fira sahabatku


“ Hehe, lagi pengen cepet aja. Eh lagi pada heboh apaan sih?” tanyaku semakin penasaran


“ Tau tuh, lagi pada nonton gak tau apaan.”


“ohh”


“ Eh, tugas keompok kamu bawa kan?” Tanya Fira meragukan aku, karena aku memang sangat pelupa.


“ Tugas apa?” Jawabku santai sambil mengitak-atik Hpku.


“ Ya Tuhan, makalah pengantar informatika Cika. Ampun, hari ini terakhir di kumpulin” Fira terlihat kecewa dan membuatku rasanya pingin pingsan mendengar itu . “ OMO!” jawabku singkat, dan langsung berlari ke arah parkiran untuk mengambil motorku dan pulang mengambil tugas tanpa menghiraukan Fira lagi.


“ Eh, MAU KEMANA?” Teriaknya


“ Tunggu aku pulang dulu” namun karena tergesa-gesa aku berlari tanpa melihat keadaan sekitar, dan Ya tentu saja aku menabrak seniorku yang sedang berkumpul di papan pengumuman “ GUBRAK” . Aku terdiam melihat seniorku yang terdampar jauh ke depan karena tertabrak olehku, “Mati dah gua” runtutku dalam hati. Belum juga senior yang ku tabrak bangun dari jatuhnya, aku kembali berlari dan hanya berteriak “ Mianhae Kakak” dan terus berlalu.


“ Gak papa loe men?” Tanya temannya


“ Ya, its okey. Lucu tuh anak”  jawabnya dengan senyuman yang mampu meluluhkan hati semua gadis-gadis di kampus.


^^^


“ Untung aja kamu pulang Cik, kalau enggak nilai kita terancam” celoteh Fira yang lega karena tugas telah terkumpul.


“ Huft , iya” Aku lemes


“ Lemes amat nenk. Kenapa?”


“ Gara-gara tugas itu, aku nabrak senior tadi sampai jatuh tersungkur. Dan bukannya minta maaf, akunya malah kabur” kataku sambil memotret sana-sini.


“ HAH! Dasar ceroboh, terus kamu liat gak orangnya?”


“ Kagak!”


“ Uh dasar” runtutnya dengan menjitak kepalaku


“ Hehe. Eh entar pulang temenin beli kaset drama korea terbaru yah!” ajakku dengan memasang senyum memelas


“ Isssh, kenapa gak sekalian tokonya aja beli Cik. Daripada bolak-balik ke tokonya!” jawab Fira kesal


“ Idihh, Uang dari mana gue Fir. Kalo kamu mau beliin, gpp kok.. Aku ikhlas, Beneran Ikhlas” Aku tertawa melihat muka Fira yang makin kesal.


            Ketika sedang asik-asiknya memotret, hasil jepretanku menangkap sesosok cowok berparas mirip artis-artis korea , perpaduan antara Taemin SHINee dan Kim Soo Hyun. “ Mwo, Cute” celetukku yang membuat Fira berbalik melihatku.


“ Siapa?”


“ Itu sana , liat deh. Ahh Firaa aku mau sama dia” kataku manja dengan tidak bisa melepaskan pandangan darinya.


“ Astagah, Ya Tuhan maafkanlah temanku yang satu ini. Dia sudah di butakan oleh orang korea!” doa Fira yang membuatku melotot. Aku hanya manyun mendengar perkataan Fira.


^^^


Hari-hariku kini di sibukkan dengan mencari informasi akan seniorku itu. Kameraku menjadi teman yang setia untuk memotret seniorku itu. Sudah banyak foto dirinya dan ku simpan rapi dalam sebuah album foto yang ku beri judul “ My Oppa” (Oppa itu dalam bahasa korea artinya Kakak cowok).


“ Kakk, ayolah kasih tau aku siapa namanya. Please!” kataku memelas pada Kak Dina , Kakak kandungku yang kuliah di kampus yang sama denganku namun berbeda jurusan dan ternyata berteman dengan Oppaku itu.


“ Hayo kamu suka yah sama dia?” kata Kak Dina menggoda


“ Ahh Nggak kak!” sergahku,” Tinggal kasih tau namanya ajah kak. Ayolah!”


“ Hahaha, dasar. Namanya Kak Gilang, pasti karena mirip artis korea makanya kamu keganjenan begini”


“ Hehe”


“ Nie sekalian aku kasiin nomornya” sergah kakakku dengan secarik kertas berisi nomor hp kak Gilang.


“ Iya kak, okedeh . Gomawo kakakku sayang. Mmuaach” akupun berlalu meninggalkan kakakku yang masih geleng-geleng melihatku.


Sambil berlari-lari kecil di tambah lompat-lompat kegirangan, aku menuju kelas . “tinggal melakukan pendekatan kecil” pikirku


“ Fira coba tebak, aku dapat apa?” tanyaku sambil senyum-senyum genit.


“ Apaan?” jawabnya jutek


“ Aku dapat nomor teleponnya Oppa. Yeyeyeyeye” kataku girang


“ Yee, kirain ada apa” diapun melanjutkan bacaanya


Aku cemberut , lalu pergi meninggalkannya , samar-samar terdengar Fira memanggilku tapi ku hiraukan saja. Aku berjalan menuju taman kampus dengan membawa kamera kesayanganku.


“ Terus kalau aku dapat nomornya, aku mau ngapain donk” pikirku.. lagi asyik-asyikknya ngelamun, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Dan kamu tau siapa ????


“ Oppa” kataku sedikit terkejut dengan kedatangannya


Dia terlihat bingung “ Siapa oppa?” tanyanya


Aku tak menggubris pertanyaanya, dan hanya memelototi wajahnya yang keren itu.


“ Hei” Sapanya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku, akupun tersadar. “ Eh , ehh maaf kak. Aku pergi dulu” pamitku dan membereskan beberapa barangku di atas kursi taman itu


“ Eh mau kemana. Aku gak ngusir kok, sini aja” pintanya sambil tersenyum, dan membuatku hampir pingsan. Tapi gak mungkin pingsan beneran yah, tengsin juga. Haha


“ e..e..e.. i…ya” jawabku terbata-bata


“ Kenal aku gak?” tanyanya memastikan. Aku pura-pura saja tidak tau, “ Enggak kak” kataku polos


“ Masa enggak?” tanyanya lagi. Dan pastinya aku masih berpura-pura tidak mengenalnya, aku hanya membalas dengan menggelengkan kepala.


“ Dasar yah, cuek bener. Bukannya minta maaf gitu udah nabrak aku samapi terselungkup di lantai, ehh malah gak kenal” jelasnya dengan pasti


Aku mengingat-ingat, “Jatuh, Nabrak. Kapan kak?” tanyaku polos


“ Astagah, abis amnesia yah. Baru ajah beberapa hari lalu, sudah lupa. Hahaha, dasar” . Akupun terdiam sejenak, dan sontak berteriak lalu berdiri “ OMO……. Hwaaaaaaaaaaaaa… Maaf kak , maaf” Kataku sambil membungkuk-bungkuk kan badan khas gaya orang korea.


“ Eh eh, biasa aja. Kamu bikin malu diri kamu sendiri tau” Katanya mencoba menenangkan.


“ HaH. “ melihat keadaan orang sekitar yang sedang memperhatikan aku sambil tertawa kecil.


“ Udah sini duduk” Kak gilang mempersilahkan. Aku langsung duduk dengan muka yang merah karena malu,


“ Kamu suka motret yah?” tanyanya sambil melihat kamera yang bergantung di leherku


“ Oh ini, iya kak. Sedikit kok, gak banyak-banyak. Hehe” kataku sambil memegang kamera kesayanganku.


“ Boleh liat hasil foto kamu?” tanyanya dan tanpa sadar aku langsung memberikan kamera itu , padahal di dalamnya sangat banyak foto kak Gilang. Tak lama kemudian, Kak Gilang senyum-senyum sendiri . Aku heran…


“ Ada apa kak? Kok senyum-senyum? Fotonya jelek yah?” kepolosanku membuatnya semakin tersenyum. Aku makin heran, dan “ Hwaaaaaa” teriakku dan langsung mengambil kameraku dari tangannya.


“ Eh eh” runtutnya sambil mempertahankan kameraku


“ Ah kak , jangan dilihat deh.” Kataku malu


“ Ahahaha, ada yang malu nie.. Ketahuan hayoo” godanya .” Udah dilihat yah? Yahh” mukaku terlihat lesu


“ Iyalah udah, baru buka aja udah foto-foto aku semua. Ciyeeee” Godanya lagi


“ Ahh , malah di godain gitu. Malu tau kak”


“ Hehehe”


“ Yaudah deh kak, aku balik dulu yah. Ada kuliah” pamitku. “ Tunggu…Nama kamu siapa sih?”tanyanya dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.


“ Cika kak!”


“ Udah tau nama aku pasti kan? Hhaahaha” godanya lagi


“ Issssh, iyadah Kak Gilang. Udah deh kak, Bye” Pamitku lagi dan meninggalkannya yang masih duduk di bangku itu.


***


Beberapa hari berlalu setelah perkenalanku dengan Kak Gilang. Hari ini aku akan pergi bersamanya untuk nonton dan sekedar berjalan-jalan.


Pippp…. Pipppp…. Pippppp….


Bunyi klakson mobil Honda jazz merah, membuatku berlarian menuju pintu depan untuk memastikan dia akan keberadaanku. Setelah membuka pintu,


“ Iya kak, tungguin” pintaku sambil memakai sepatu.


“ Mau kemana Dek?” Tanya Kakakku Dina dengan segelas capuccino di tanganya.


“ Pergi sama kak gilang kak” sambil terus memasang sepatu.


“ Ciyee, sukses yah. Semoga jadian” goda Kak Dina dan berlalu ke kamarnya. “ Mama , Aku pergi” teriakku


“ Iya, hati-hati sayang!” mama menjawab dari dapur.


Kami pun berangkat menuju Mall yang di tujuh, Sumpah rasanya tuh deg-deg-an gimana gitu yah, pengen teriak ... Kkkkk~


“ Mau nonton apa cik?” Tanya Kak Gilang sambil melihat film-film yang sedang di putar di bioskop hari itu.


“ Terserah kakak aja deh” jawabku santai sambil masih melihat film-film yang sedang diputar di Theater.


Tiket sudah di tangan , film jatuh di “Pocong Juga Pocong” biar nontonya gak pake mikir. Selesai nonton, kami melangkah menuju café yang berada di luar Mall tadi.


“ Kok di luar kak? Kenapa enggak makan di dalam aja?” tanyaku polos


“ Gak papalah, diluar aja” jawabnya sambil senyum-senyum tidak jelas. Aku yah ngikut aja, daripada di suruh pulang jalan kaki kan gak lucu.


Sesampainya di café tersebut, aku masuk dengan langkah yang sedikit ragu. “ Suasananya romantis amat yah!” pikirku


“ Silahkan duduk cantik” pintanya sambil menggeser kursi itu, “Seperti orang pacaran aja!” celetukku pelan


“ Kitakan memang pacaran” godanya sambil mengacak-acak rambutku.


“ Hayo siapa yang bilang?” kataku nge-sok abis, padahal mau banget tuh pacaran.


“ Idihh. Hehehe”


Makan udah, tapi kenapa ini kak Gilang gak ngajak-ngajak pulang coba. Aku hanya diam memainkan Hpku , yang disadari olehku sedari tadi Kak Gilang merhatiin aku. Aku yang sadar telah di perhatikan , langsung nyeletuk “ Kenapa kak liat-liatin aku? Aku cantik yah” kataku sedikit bercanda.


“ Iya cantik banget. Lucu lagi” nada suaranya terdengar serius


“ Gak lucu ah kak,” jawabku menunduk tetap memainkan Hpku dan tak melihat wajahnya.


“ Bisa liat aku gak cik?” tanyanya yang langsung di iyakan olehku


“ Kenapa kak?”


“ Mau gak jadi pacar kakak?” wajahnya penuh dengan harapan. Haha


“ Mwo” Aku sontak kaget, dan untung saja tidak berteriak.


“ Serius tau! Mau gak?” tanyanya lagi memasang wajah memelas, Jiaah


Dengan berfikir sedikit, akupun menjawab “ Ne~  Mau” ( Ya Ampun, cepet banget di terimanya)


“ Aku tau” senyumannya terpancar bahagia, lalu mencubit pipiku. Beberapa saat kemudian, dia menarik tanganku dan pergi dari café tersebut. Sekarang , entah mau di ajak kemana lagi.


“ Mau kemana lagi sih kak?” aku yang terus mengikuti langkah kaki Kak Gilang seperti anak bebek.


“ Yah mau pergi pacaran donk! Haha”


“ Astagah” aku cengegesan melihat tingkahnya.


Kamipun berhenti di sebuah taman yang sangat sejuk, berbincang-bincang mengenai diri kita masing-masing. Aduh so sweet dah!!


***


Esok paginya di kampus…………..


“ Sahabatku sayang!” seruku dengan wajah yang kegirangan


“ Kenapa kamu?” tanyanya heran


“ Tau gak …………..” belum sempet aku berbicara, sudah di potong aja sama Fira “ Gak tuh!”


“ Yeh, denger dulu. …. “


“ Ya, aku dengerin” sambil memegang telinganya


“ Aku jadian sama Kak Gilang”


“ Hahaha, akhirnya. Seneng deh” Fira ikut bahagia. Kamipun berpeluka seperti teletubies . tiba-tiba ada yang nyeletuk “ Selamat yah Cik”


“ Eh Mila, iya makasih” aku tersenyum kepadanya


***


            Hari-hariku kini selalu di hiasi kebahagiaan bersama Kak Gilang, sudah hampir 3 bulan kami berpacaran. Mau kemana aja pasti berdua, hampir tidak ada masalah yang mengampiri kita. Hingga suatu saat………


“ Apa yang ku dengar itu benar?” Tanya kak Gilang di suatu siang saat kami sedang makan siang bersama.


“ Ehekk “ aku tersedak , “ Eh ini minum dulu”  tawarnya dengan segelas air putih. Akupun langsung meminumnya,


“ jadi?” tanyanya


“ Apaan sih oppa?


“ Katanya kamu suka sama aku gara-gara aku mirip dengan artis korea?” katanya lemes


“ Huahhh.. siapa yang bilang kak?”


“ jawab aja! Jadi kamu gak beneran sayang sama aku yah?” ungkapnya sedih


Aku menghentikan makanku, “ Gak gitu Oppa , beneran deh. Emang sih awalnya aku suka sama Kakak karena mirip dengan idolaku, Tapi………..” aku terdiam


“ Tapi apa? Aku pergi dulu” diapun berdiri dan meengambil tasnya yang berada di dekatku,  “ kamu hati-hati pulangnya” tambahnya dan berlalu meninggalku.


Aku hanya terdiam, “Yah gak ada yang antar pulang donk” dalam situasi seperti itu, aku selalu saja sempet berfikir yang aneh… “ Aku harus buktiin kalo aku benar-benar sayang sama Kak Gilang.”  Kataku sambil terus berfikir harus ngapain untuk membuat Kak Gilang yakin, aku harus curhat ke Kak Dina dan Fira nih untuk cari jalan keluar…


“ Nah Loh, siapa yang bilang ke Kak Gilang kayak gitu yah!” sontakku kaget…


***


Aku merenung di kamar, meratapi nasib hubunganku yang di ujung tanduk. “ Ampun dah gak puny ide”  merayap , guling-guling, loncat-loncat, berlarian, dll untuk mencari ide. Sejenak aku berfikir, eh tidak berfikir juga karena akunya juga gak stress. Kalau berfikir aku pasti akan stress,  “ Tuhan berikanlah hambamu ini sebuah ide” ratapku pada Tuhan yang semoga Tuhan mendengarkannya dan segera mengambulkannya.


Satu jam kemudian….


“ Kyaaaaa~ Ayo Cika berfikir! Kamu harus yakinkan Gilang kalau aku suka padanya bukan karena apapun, tapi karena cinta” melompat-lompat di atas kasurku yang empuk. Menelepon Fira………….


“ Firaaaaaaaaaaaaaaaa” teriakku ketika Fira mengangkat telepon dariku , yang membuatnya hampir membanting Hpnya.


“ Eh nyonya, nyantai napa!” jawabnya yang ku pikir mukanya sedang merah padam dan pastinya bête abis.


“ Hwa~, Hehehe. Dengarkan curhatku donk!”


“ Curhat ya curhat ajah, tumben minta izin dulu”


“ Ekekekek! Apa yang harus aku lakukan buat ngebuktiin cintaku padanya! Aku gak ahli dalam hal beginian” curhatku panjang lebar disertai nangis ala sinetron abal-abal di tivi.


“ Gimana kalau kamu nangis-nangis di bawah guyuran hujan depan rumahnya Kak Gilang!” jawabnya tanpa tertawa, ckckck ini anak satu yah hidupnya datar amad -_-


“ Mwo, Sinetron banget! Kagak mau!” rengekku


“ Terus apa donk! “


“ Yah makanya aku minta pendapat nyong!!”


Diam………….


“ Ah payah! Aku tutup teleponnya, bye! Aku akan berusaha sendiri!” kataku seraya mematikan telepon.


            Malam semakin larut, aku masih saja memikirkan apa yang akan aku perbuat untuk membuktikan kebohongan akan gossip yang menerpaku. Adapun yang ku pikirkan , “ Apakah aku ini sangat popular, sehingga gossip murahan itu menerpaku. Hahaha” tertawa terbahak-bahak hingga Kak Dina menggedor pintu, memastikan apakah aku baik-baik saja atau mungkin saja aku tertawa sampai terjungkal ke lantai.


***


Sesampainya di kampus, aku berjalan secepat kilat tempat perkuliahan. Tentu saja bukan tempat aku kuliah karena hari ini aku tidak memiliki jam kuliah, dan Ya tentu saja aku menuju kelas Oppaku yang tercinta tersayang dan ter ter ter semua. Hahahah, asyikkk….


Menunggu hingga kak Gilang selesai kuliah………….


Masih menungu…………….


Dan Yeah akhirnya keluar juga……………..


“ Oppa, Oppa “ sambil menarik-narik lengan baju Kak Gilang hingga membuatnya risih, dan menarik tanganku menuju mobilnya.


“ sini…………” katanya singkat


Ketika di mobil………..


“ Ngapain kamu ke kampus, kamu kan gak ada kuliah! “ jelasnya dengan wajah yang begitu merah padam.


“ Kangen lah!” jawabku singkat dengan wajah yang tanpa dosa


“ Kok bisa?”


“(Kok Bisa?)” Pikirku , Huwah ini mah namanya ditolak mentah-menatah dengan cara halus.


Aku terdiam, dan tidak ingin larut dalam kesedihan yang teramat dalam (asli lebay). “ Kan pacal” jawabku genit ditambah aksen cadel.


“ Emang iya?”


Gubrak, seandainya sekarang aku megang golok nih udah mati ni Kak Gilang!! Seandainya yah seandainya, gak beneran juga kali. Aku memutar otak , apa yang akan ku katakana selanjutnya!


“ Hei” panggilnya membuat lamunanku buyar, aku memelototinya.


“ Sebenarnya kamu mau ngapain, kenapa malah ngelamun gitu?” tanyanya dengan ekspresi yang sangat datar


Aku memonyong-monyongkan bibirku, sehingga membuatnya gemas sendiri melihat tingkahku.


“ Kamu itu yah, serius gak serius sama aja! Nyerah sudah.” Timpalnya yang melihat tingkah konyolku,


“ Heheh” aku nyengir


“ Kamu tuh harusnya tinggal bilang, Kakak aku beneran deh sayang ma kakak. Gossip itu salah kok” dia menasehati dengan wajah yang tidak melihatku, pandanganya lurus ke depan. Sedangkan diriku terus saja melihatinya, dan tidak mendengarkan apa yang dia katakana.


Sejenak diam…..


Tanpa sadar aku langsung mencium pipinya, “ Saranghae Oppa. SERIUS” bisikku, lalu memasang wajah penuh kepastian (aku tidak mengerti juga, seperti apa itu wajah penuh kepastian. So, jangan tanyakan kepadaku.)


Dia berbalik , dan kini sudah ada senyuman di bibirnya. Aku tersenyum, “ Aku serius kak. Aku sayang Kakak, Suwer” sambil mengacungkan tanda V di tanganku.


“ Percaya” dia tersenyum lalu mengusap rambutku.


“ Bener nih, kalau gak percaya gak papa. Nanti kakak liat tingkahku lagi yang lebih aneh!” aku bersemangat


“ Mau ngapain lagi sih Cikaku sayang!” Katanya penuh penekanan sambil menatap mataku penuh arti


“ Bisa ajakan nanti aku tidur di halaman rumah kakak kayak sinetron di tivi, atau loncat dari lantai 2. Atau apa aja deh. Hehehe ” jelasku dengan ekspresi yang begitu lebay.


“ Ada-ada aja, Gak perlu lah. Kasihan nanti pacarku capek lagi.” Godanya, “ Terus gak papa lagi kamu samain aku sama artis idola kamu, bangga juga akunya kalo di samain. Tapi hati kamu jangan di samain yah, buat aku aja. OK” tambahnya,


“ Apasih yang enggak. Aku SAYANG (sayangnya penuh penekanan) Oppa” di  tambah dengan kedip-kedipan mata seperti orang kelilipan.


“ sini deh aku bisikin” katanya


“ Apa kak?” aku mendekatkan diri padanya. Kemudian , Yeah dia kali ini yang mencium pipiku. Membuatku mukaku seperti udang rebus yang merah membarah.


“ Idih ngebales” godaku sambil mencubit dia .


“ Auwhhh... Sakit tauk ..Hahaha!” lalu menancap gas , pergi dari kampus yang begitu aku banggakn. Hahaha.


            Selama perjalan entah menuju kemana, aku berfikir “ Benar katanya, dia bukanlah Kim Bum, Lee Taemin, Lee Min Ho, Jang Geun Seok, atau artis korea lainnya yang sudah hampir 4 tahun mencuri perhatianku dari cowok-cowok. Kak Gilang cukup menjadi Oppaku yang paling ku sayang dibanding dengan idola hallyu ku. Oh Oppa SARANGHAE” akupun berbalik menatapnya dan tersenyum tenang.


            Kini setiap diriku ingin membeli kaset ataupun pernak-pernik Korea, Kak Gilang akan selalu setia menemaniku. Bahkan dia terkadang ikut menemaniku menonton drama korea ke sayanganku di tv ataupun lewat kaset yang ku beli. Dan suatu hari nanti jika Idola ku akan datang ke Indonesia yaitu SHINee, dia akan sangat rela menemaniku untuk pergi menonton, walaupun pada saat itu tiba kami sudah putus. J J J


*selesai*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar