Aku adalah Cika Larasati
salah satu mahasiswa semester awal jurusan informatika di salah satu
Universitas negeri di bandung. Walaupun masih mahasiswa baru, tapi aku sudah
cukup popular di kampus gara-gara kecintaanku terhadap artis-artis korea.
Kegilaanku terhadap K-pop sudah tak terbendung lagi, untuk nyari pacarpun aku
maunya yang mirip artis korea. Itulah sebabnya , hingga kini aku belum pernah
pacaran karena kemauanku tersebut.
Teman-temanku
udah geleng-geleng dengan gayaku yang seperti ini. Aku rela gak makan seharian
di kampus, demi mendapatkan kaset ataupun pernak-pernik dari salah satu idola
Hallyu tersebut. Targetku kali ini adalah buku perjalanan dari 3 personel
SHINee di Barcelona. Selain ketertarikanku dengan Kpop, aku juga tertarik dalam
bidang photography. Walaupun bukan kamera professional amat, yang penting aku
bisa menyalurkan bakatku dalam dunia photography.
^^^
Suatu pagi di kampus…………
“ Lagi pada ngetawain apasih?” tanyaku di kerumunan
teman-teman kelasku yang lagi sibuk ketawa-ketiwi.
“ Eh dah datang Cik, tumben cepet!” celetuk Fira
sahabatku
“ Hehe, lagi pengen cepet aja. Eh lagi pada heboh apaan
sih?” tanyaku semakin penasaran
“ Tau tuh, lagi pada nonton gak tau apaan.”
“ohh”
“ Eh, tugas keompok kamu bawa kan?” Tanya Fira meragukan
aku, karena aku memang sangat pelupa.
“ Tugas apa?” Jawabku santai sambil mengitak-atik Hpku.
“ Ya Tuhan, makalah pengantar informatika Cika. Ampun,
hari ini terakhir di kumpulin” Fira terlihat kecewa dan membuatku rasanya
pingin pingsan mendengar itu . “ OMO!” jawabku singkat, dan langsung berlari ke
arah parkiran untuk mengambil motorku dan pulang mengambil tugas tanpa
menghiraukan Fira lagi.
“ Eh, MAU KEMANA?” Teriaknya
“ Tunggu aku pulang dulu” namun karena tergesa-gesa aku
berlari tanpa melihat keadaan sekitar, dan Ya tentu saja aku menabrak seniorku
yang sedang berkumpul di papan pengumuman “ GUBRAK” . Aku terdiam melihat
seniorku yang terdampar jauh ke depan karena tertabrak olehku, “Mati dah gua”
runtutku dalam hati. Belum juga senior yang ku tabrak bangun dari jatuhnya, aku
kembali berlari dan hanya berteriak “ Mianhae Kakak” dan terus berlalu.
“ Gak papa loe men?” Tanya temannya
“ Ya, its okey. Lucu tuh anak” jawabnya dengan senyuman yang mampu meluluhkan
hati semua gadis-gadis di kampus.
^^^
“ Untung aja kamu pulang Cik, kalau enggak
nilai kita terancam” celoteh Fira yang lega karena tugas telah terkumpul.
“ Huft , iya” Aku lemes
“ Lemes amat nenk. Kenapa?”
“ Gara-gara tugas itu, aku
nabrak senior tadi sampai jatuh tersungkur. Dan bukannya minta maaf, akunya
malah kabur” kataku sambil memotret sana-sini.
“ HAH! Dasar ceroboh, terus
kamu liat gak orangnya?”
“ Kagak!”
“ Uh dasar” runtutnya
dengan menjitak kepalaku
“ Hehe. Eh entar pulang
temenin beli kaset drama korea terbaru yah!” ajakku dengan memasang senyum
memelas
“ Isssh, kenapa gak
sekalian tokonya aja beli Cik. Daripada bolak-balik ke tokonya!” jawab Fira
kesal
“ Idihh, Uang dari mana
gue Fir. Kalo kamu mau beliin, gpp kok.. Aku ikhlas, Beneran Ikhlas” Aku tertawa
melihat muka Fira yang makin kesal.
Ketika sedang asik-asiknya memotret, hasil jepretanku
menangkap sesosok cowok berparas mirip artis-artis korea , perpaduan antara
Taemin SHINee dan Kim Soo Hyun. “ Mwo, Cute” celetukku yang membuat Fira
berbalik melihatku.
“ Siapa?”
“ Itu sana , liat deh. Ahh
Firaa aku mau sama dia” kataku manja dengan tidak bisa melepaskan pandangan
darinya.
“ Astagah, Ya Tuhan
maafkanlah temanku yang satu ini. Dia sudah di butakan oleh orang korea!” doa
Fira yang membuatku melotot. Aku hanya manyun mendengar perkataan Fira.
^^^
Hari-hariku kini di
sibukkan dengan mencari informasi akan seniorku itu. Kameraku menjadi teman
yang setia untuk memotret seniorku itu. Sudah banyak foto dirinya dan ku simpan
rapi dalam sebuah album foto yang ku beri judul “ My Oppa” (Oppa itu dalam
bahasa korea artinya Kakak cowok).
“ Kakk, ayolah kasih tau aku siapa namanya. Please!”
kataku memelas pada Kak Dina , Kakak kandungku yang kuliah di kampus yang sama
denganku namun berbeda jurusan dan ternyata berteman dengan Oppaku itu.
“ Hayo kamu suka yah sama dia?” kata Kak Dina menggoda
“ Ahh Nggak kak!” sergahku,” Tinggal kasih tau namanya
ajah kak. Ayolah!”
“ Hahaha, dasar. Namanya Kak Gilang, pasti karena mirip
artis korea makanya kamu keganjenan begini”
“ Hehe”
“ Nie sekalian aku kasiin nomornya” sergah kakakku dengan
secarik kertas berisi nomor hp kak Gilang.
“ Iya kak, okedeh . Gomawo kakakku sayang. Mmuaach”
akupun berlalu meninggalkan kakakku yang masih geleng-geleng melihatku.
Sambil berlari-lari kecil di tambah lompat-lompat
kegirangan, aku menuju kelas . “tinggal melakukan pendekatan kecil” pikirku
“ Fira coba tebak, aku dapat apa?” tanyaku sambil
senyum-senyum genit.
“ Apaan?” jawabnya jutek
“ Aku dapat nomor teleponnya Oppa. Yeyeyeyeye” kataku girang
“ Yee, kirain ada apa” diapun melanjutkan bacaanya
Aku cemberut , lalu pergi meninggalkannya , samar-samar
terdengar Fira memanggilku tapi ku hiraukan saja. Aku berjalan menuju taman
kampus dengan membawa kamera kesayanganku.
“ Terus kalau aku dapat nomornya, aku mau ngapain donk”
pikirku.. lagi asyik-asyikknya ngelamun, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.
Dan kamu tau siapa ????
“ Oppa” kataku sedikit terkejut dengan kedatangannya
Dia terlihat bingung “ Siapa oppa?” tanyanya
Aku tak menggubris pertanyaanya, dan hanya memelototi
wajahnya yang keren itu.
“ Hei” Sapanya sambil melambai-lambaikan tangannya di
depan wajahku, akupun tersadar. “ Eh , ehh maaf kak. Aku pergi dulu” pamitku
dan membereskan beberapa barangku di atas kursi taman itu
“ Eh mau kemana. Aku gak ngusir kok, sini aja” pintanya
sambil tersenyum, dan membuatku hampir pingsan. Tapi gak mungkin pingsan
beneran yah, tengsin juga. Haha
“ e..e..e.. i…ya” jawabku terbata-bata
“ Kenal aku gak?” tanyanya memastikan. Aku pura-pura saja
tidak tau, “ Enggak kak” kataku polos
“ Masa enggak?” tanyanya lagi. Dan pastinya aku masih
berpura-pura tidak mengenalnya, aku hanya membalas dengan menggelengkan kepala.
“ Dasar yah, cuek bener. Bukannya minta maaf gitu udah
nabrak aku samapi terselungkup di lantai, ehh malah gak kenal” jelasnya dengan
pasti
Aku mengingat-ingat, “Jatuh, Nabrak. Kapan kak?” tanyaku
polos
“ Astagah, abis amnesia yah. Baru ajah beberapa hari
lalu, sudah lupa. Hahaha, dasar” . Akupun terdiam sejenak, dan sontak berteriak
lalu berdiri “ OMO……. Hwaaaaaaaaaaaaa… Maaf kak , maaf” Kataku sambil
membungkuk-bungkuk kan badan khas gaya orang korea.
“ Eh eh, biasa aja. Kamu bikin malu diri kamu sendiri
tau” Katanya mencoba menenangkan.
“ HaH. “ melihat keadaan orang sekitar yang sedang
memperhatikan aku sambil tertawa kecil.
“ Udah sini duduk” Kak gilang mempersilahkan. Aku
langsung duduk dengan muka yang merah karena malu,
“ Kamu suka motret yah?” tanyanya sambil melihat kamera
yang bergantung di leherku
“ Oh ini, iya kak. Sedikit kok, gak banyak-banyak. Hehe”
kataku sambil memegang kamera kesayanganku.
“ Boleh liat hasil foto kamu?” tanyanya dan tanpa sadar
aku langsung memberikan kamera itu , padahal di dalamnya sangat banyak foto kak
Gilang. Tak lama kemudian, Kak Gilang senyum-senyum sendiri . Aku heran…
“ Ada apa kak? Kok senyum-senyum? Fotonya jelek yah?”
kepolosanku membuatnya semakin tersenyum. Aku makin heran, dan “ Hwaaaaaa”
teriakku dan langsung mengambil kameraku dari tangannya.
“ Eh eh” runtutnya sambil mempertahankan kameraku
“ Ah kak , jangan dilihat deh.” Kataku malu
“ Ahahaha, ada yang malu nie.. Ketahuan hayoo” godanya .”
Udah dilihat yah? Yahh” mukaku terlihat lesu
“ Iyalah udah, baru buka aja udah foto-foto aku semua.
Ciyeeee” Godanya lagi
“ Ahh , malah di godain gitu. Malu tau kak”
“ Hehehe”
“ Yaudah deh kak, aku balik dulu yah. Ada kuliah”
pamitku. “ Tunggu…Nama kamu siapa sih?”tanyanya dengan senyum yang tak pernah
lepas dari bibirnya.
“ Cika kak!”
“ Udah tau nama aku pasti kan? Hhaahaha” godanya lagi
“ Issssh, iyadah Kak Gilang. Udah deh kak, Bye” Pamitku
lagi dan meninggalkannya yang masih duduk di bangku itu.
***
Beberapa hari berlalu
setelah perkenalanku dengan Kak Gilang. Hari ini aku akan pergi bersamanya
untuk nonton dan sekedar berjalan-jalan.
Pippp…. Pipppp…. Pippppp….
Bunyi klakson mobil Honda
jazz merah, membuatku berlarian menuju pintu depan untuk memastikan dia akan keberadaanku.
Setelah membuka pintu,
“ Iya kak, tungguin” pintaku sambil memakai sepatu.
“ Mau kemana Dek?” Tanya Kakakku Dina dengan segelas
capuccino di tanganya.
“ Pergi sama kak gilang kak” sambil terus memasang
sepatu.
“ Ciyee, sukses yah. Semoga jadian” goda Kak Dina dan
berlalu ke kamarnya. “ Mama , Aku pergi” teriakku
“ Iya, hati-hati sayang!” mama menjawab dari dapur.
Kami pun berangkat menuju Mall yang di tujuh, Sumpah rasanya
tuh deg-deg-an gimana gitu yah, pengen teriak ... Kkkkk~
“ Mau nonton apa cik?” Tanya Kak Gilang sambil melihat
film-film yang sedang di putar di bioskop hari itu.
“ Terserah kakak aja deh” jawabku santai sambil masih
melihat film-film yang sedang diputar di Theater.
Tiket sudah di tangan , film jatuh di “Pocong Juga
Pocong” biar nontonya gak pake mikir. Selesai nonton, kami melangkah menuju
café yang berada di luar Mall tadi.
“ Kok di luar kak? Kenapa enggak makan di dalam aja?”
tanyaku polos
“ Gak papalah, diluar aja” jawabnya sambil senyum-senyum
tidak jelas. Aku yah ngikut aja, daripada di suruh pulang jalan kaki kan gak
lucu.
Sesampainya di café tersebut, aku masuk dengan langkah
yang sedikit ragu. “ Suasananya romantis amat yah!” pikirku
“ Silahkan duduk cantik” pintanya sambil menggeser kursi
itu, “Seperti orang pacaran aja!” celetukku pelan
“ Kitakan memang pacaran” godanya sambil mengacak-acak
rambutku.
“ Hayo siapa yang bilang?” kataku nge-sok abis, padahal
mau banget tuh pacaran.
“ Idihh. Hehehe”
Makan udah, tapi kenapa ini kak Gilang gak ngajak-ngajak
pulang coba. Aku hanya diam memainkan Hpku , yang disadari olehku sedari tadi
Kak Gilang merhatiin aku. Aku yang sadar telah di perhatikan , langsung
nyeletuk “ Kenapa kak liat-liatin aku? Aku cantik yah” kataku sedikit bercanda.
“ Iya cantik banget. Lucu lagi” nada suaranya terdengar
serius
“ Gak lucu ah kak,” jawabku menunduk tetap memainkan Hpku
dan tak melihat wajahnya.
“ Bisa liat aku gak cik?” tanyanya yang langsung di
iyakan olehku
“ Kenapa kak?”
“ Mau gak jadi pacar kakak?” wajahnya penuh dengan
harapan. Haha
“ Mwo” Aku sontak kaget, dan untung saja tidak berteriak.
“ Serius tau! Mau gak?” tanyanya lagi memasang wajah
memelas, Jiaah
Dengan berfikir sedikit, akupun menjawab “ Ne~ Mau” ( Ya Ampun, cepet banget di terimanya)
“ Aku tau” senyumannya terpancar bahagia, lalu mencubit
pipiku. Beberapa saat kemudian, dia menarik tanganku dan pergi dari café
tersebut. Sekarang , entah mau di ajak kemana lagi.
“ Mau kemana lagi sih kak?” aku yang terus mengikuti
langkah kaki Kak Gilang seperti anak bebek.
“ Yah mau pergi pacaran donk! Haha”
“ Astagah” aku cengegesan melihat tingkahnya.
Kamipun berhenti di sebuah
taman yang sangat sejuk, berbincang-bincang mengenai diri kita masing-masing.
Aduh so sweet dah!!
***
Esok paginya di kampus…………..
“ Sahabatku sayang!” seruku dengan wajah yang kegirangan
“ Kenapa kamu?” tanyanya heran
“ Tau gak …………..” belum sempet aku berbicara, sudah di
potong aja sama Fira “ Gak tuh!”
“ Yeh, denger dulu. …. “
“ Ya, aku dengerin” sambil memegang telinganya
“ Aku jadian sama Kak Gilang”
“ Hahaha, akhirnya. Seneng deh” Fira ikut bahagia.
Kamipun berpeluka seperti teletubies . tiba-tiba ada yang nyeletuk “ Selamat
yah Cik”
“ Eh Mila, iya makasih” aku tersenyum kepadanya
***
Hari-hariku
kini selalu di hiasi kebahagiaan bersama Kak Gilang, sudah hampir 3 bulan kami
berpacaran. Mau kemana aja pasti berdua, hampir tidak ada masalah yang
mengampiri kita. Hingga suatu saat………
“ Apa yang ku dengar itu benar?” Tanya kak Gilang di
suatu siang saat kami sedang makan siang bersama.
“ Ehekk “ aku tersedak , “ Eh ini minum dulu” tawarnya dengan segelas air putih. Akupun
langsung meminumnya,
“ jadi?” tanyanya
“ Apaan sih oppa?
“ Katanya kamu suka sama aku gara-gara aku mirip dengan
artis korea?” katanya lemes
“ Huahhh.. siapa yang bilang kak?”
“ jawab aja! Jadi kamu gak beneran sayang sama aku yah?”
ungkapnya sedih
Aku menghentikan makanku, “ Gak gitu Oppa , beneran deh.
Emang sih awalnya aku suka sama Kakak karena mirip dengan idolaku, Tapi………..”
aku terdiam
“ Tapi apa? Aku pergi dulu” diapun berdiri dan meengambil
tasnya yang berada di dekatku, “ kamu
hati-hati pulangnya” tambahnya dan berlalu meninggalku.
Aku hanya terdiam, “Yah gak ada yang antar pulang donk” dalam
situasi seperti itu, aku selalu saja sempet berfikir yang aneh… “ Aku harus
buktiin kalo aku benar-benar sayang sama Kak Gilang.” Kataku sambil terus berfikir harus ngapain
untuk membuat Kak Gilang yakin, aku harus curhat ke Kak Dina dan Fira nih untuk
cari jalan keluar…
“ Nah Loh, siapa yang bilang ke Kak Gilang kayak gitu
yah!” sontakku kaget…
***
Aku merenung di kamar, meratapi nasib hubunganku yang di
ujung tanduk. “ Ampun dah gak puny ide”
merayap , guling-guling, loncat-loncat, berlarian, dll untuk mencari
ide. Sejenak aku berfikir, eh tidak berfikir juga karena akunya juga gak
stress. Kalau berfikir aku pasti akan stress,
“ Tuhan berikanlah hambamu ini sebuah ide” ratapku pada Tuhan yang
semoga Tuhan mendengarkannya dan segera mengambulkannya.
Satu jam kemudian….
“ Kyaaaaa~ Ayo Cika berfikir! Kamu harus yakinkan Gilang
kalau aku suka padanya bukan karena apapun, tapi karena cinta” melompat-lompat
di atas kasurku yang empuk. Menelepon Fira………….
“ Firaaaaaaaaaaaaaaaa” teriakku ketika Fira mengangkat
telepon dariku , yang membuatnya hampir membanting Hpnya.
“ Eh nyonya, nyantai napa!” jawabnya yang ku pikir mukanya
sedang merah padam dan pastinya bête abis.
“ Hwa~, Hehehe. Dengarkan curhatku donk!”
“ Curhat ya curhat ajah, tumben minta izin dulu”
“ Ekekekek! Apa yang harus aku lakukan buat ngebuktiin
cintaku padanya! Aku gak ahli dalam hal beginian” curhatku panjang lebar
disertai nangis ala sinetron abal-abal di tivi.
“ Gimana kalau kamu nangis-nangis di bawah guyuran hujan
depan rumahnya Kak Gilang!” jawabnya tanpa tertawa, ckckck ini anak satu yah
hidupnya datar amad -_-
“ Mwo, Sinetron banget! Kagak mau!” rengekku
“ Terus apa donk! “
“ Yah makanya aku minta pendapat nyong!!”
Diam………….
“ Ah payah! Aku tutup teleponnya, bye! Aku akan berusaha
sendiri!” kataku seraya mematikan telepon.
Malam
semakin larut, aku masih saja memikirkan apa yang akan aku perbuat untuk
membuktikan kebohongan akan gossip yang menerpaku. Adapun yang ku pikirkan , “
Apakah aku ini sangat popular, sehingga gossip murahan itu menerpaku. Hahaha”
tertawa terbahak-bahak hingga Kak Dina menggedor pintu, memastikan apakah aku
baik-baik saja atau mungkin saja aku tertawa sampai terjungkal ke lantai.
***
Sesampainya di kampus, aku berjalan secepat kilat tempat
perkuliahan. Tentu saja bukan tempat aku kuliah karena hari ini aku tidak
memiliki jam kuliah, dan Ya tentu saja aku menuju kelas Oppaku yang tercinta
tersayang dan ter ter ter semua. Hahahah, asyikkk….
Menunggu hingga kak Gilang selesai kuliah………….
Masih menungu…………….
Dan Yeah akhirnya keluar juga……………..
“ Oppa, Oppa “ sambil menarik-narik lengan baju Kak
Gilang hingga membuatnya risih, dan menarik tanganku menuju mobilnya.
“ sini…………” katanya singkat
Ketika di mobil………..
“ Ngapain kamu ke kampus, kamu kan gak ada kuliah! “
jelasnya dengan wajah yang begitu merah padam.
“ Kangen lah!” jawabku singkat dengan wajah yang tanpa
dosa
“ Kok bisa?”
“(Kok Bisa?)” Pikirku , Huwah ini mah namanya ditolak
mentah-menatah dengan cara halus.
Aku terdiam, dan tidak ingin larut dalam kesedihan yang
teramat dalam (asli lebay). “ Kan pacal” jawabku genit ditambah aksen cadel.
“ Emang iya?”
Gubrak, seandainya sekarang aku megang golok nih udah
mati ni Kak Gilang!! Seandainya yah seandainya, gak beneran juga kali. Aku
memutar otak , apa yang akan ku katakana selanjutnya!
“ Hei” panggilnya membuat lamunanku buyar, aku memelototinya.
“ Sebenarnya kamu mau ngapain, kenapa malah ngelamun
gitu?” tanyanya dengan ekspresi yang sangat datar
Aku memonyong-monyongkan bibirku, sehingga membuatnya
gemas sendiri melihat tingkahku.
“ Kamu itu yah, serius gak serius sama aja! Nyerah
sudah.” Timpalnya yang melihat tingkah konyolku,
“ Heheh” aku nyengir
“ Kamu tuh harusnya tinggal bilang, Kakak aku beneran deh
sayang ma kakak. Gossip itu salah kok” dia menasehati dengan wajah yang tidak
melihatku, pandanganya lurus ke depan. Sedangkan diriku terus saja melihatinya,
dan tidak mendengarkan apa yang dia katakana.
Sejenak diam…..
Tanpa sadar aku langsung mencium pipinya, “ Saranghae
Oppa. SERIUS” bisikku, lalu memasang wajah penuh kepastian (aku tidak mengerti
juga, seperti apa itu wajah penuh kepastian. So, jangan tanyakan kepadaku.)
Dia berbalik , dan kini sudah ada senyuman di bibirnya.
Aku tersenyum, “ Aku serius kak. Aku sayang Kakak, Suwer” sambil mengacungkan
tanda V di tanganku.
“ Percaya” dia tersenyum lalu mengusap rambutku.
“ Bener nih, kalau gak percaya gak papa. Nanti kakak liat
tingkahku lagi yang lebih aneh!” aku bersemangat
“ Mau ngapain lagi sih Cikaku sayang!” Katanya penuh
penekanan sambil menatap mataku penuh arti
“ Bisa ajakan nanti aku tidur di halaman rumah kakak
kayak sinetron di tivi, atau loncat dari lantai 2. Atau apa aja deh. Hehehe ”
jelasku dengan ekspresi yang begitu lebay.
“ Ada-ada aja, Gak perlu lah. Kasihan nanti pacarku capek
lagi.” Godanya, “ Terus gak papa lagi kamu samain aku sama artis idola kamu,
bangga juga akunya kalo di samain. Tapi hati kamu jangan di samain yah, buat
aku aja. OK” tambahnya,
“ Apasih yang enggak. Aku SAYANG (sayangnya penuh
penekanan) Oppa” di tambah dengan
kedip-kedipan mata seperti orang kelilipan.
“ sini deh aku bisikin” katanya
“ Apa kak?” aku mendekatkan diri padanya. Kemudian , Yeah
dia kali ini yang mencium pipiku. Membuatku mukaku seperti udang rebus yang
merah membarah.
“ Idih ngebales” godaku sambil mencubit dia .
“ Auwhhh... Sakit tauk ..Hahaha!” lalu menancap gas , pergi dari
kampus yang begitu aku banggakn. Hahaha.
Selama
perjalan entah menuju kemana, aku berfikir “ Benar katanya, dia bukanlah Kim
Bum, Lee Taemin, Lee Min Ho, Jang Geun Seok, atau artis korea lainnya yang
sudah hampir 4 tahun mencuri perhatianku dari cowok-cowok. Kak Gilang cukup
menjadi Oppaku yang paling ku sayang dibanding dengan idola hallyu ku. Oh Oppa
SARANGHAE” akupun berbalik menatapnya dan tersenyum tenang.
Kini
setiap diriku ingin membeli kaset ataupun pernak-pernik Korea, Kak Gilang akan
selalu setia menemaniku. Bahkan dia terkadang ikut menemaniku menonton drama
korea ke sayanganku di tv ataupun lewat kaset yang ku beli. Dan suatu hari
nanti jika Idola ku akan datang ke Indonesia yaitu SHINee, dia akan sangat rela
menemaniku untuk pergi menonton, walaupun pada saat itu tiba kami sudah putus. J J J
*selesai*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar